Wealth Indonesia dalam situsnya menguraikan, E-Commerce
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business
to Consumer (B2C, retail). Kedua jenis eCommerce ini memiliki karakteristik
yang berbeda. Business to Business adalah sistem komunikasi bisnis on line
antar pelaku bisnis, sedangkan Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme
toko online (electronic shopping mall) yaitu transaksi antara e-merchant dengan
e-customer.
Dalam Business to Business pada umumnya transaksi dilakukan
oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang
telah disepakati bersama. Sedangkan Business to Customer sifatnya terbuka untuk
public, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server.
Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik:
- Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
- Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
- Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.
- Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business
eCommerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource
Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada
perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat
dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan
just-in-time manufacturing untuk produksi produknya.
Business to Consumer E-Commerce memiliki karakteristik
sebagai berikut:
Bersifat terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke
umum. Dapat diakses oleh seluaruh pengguna internet.
Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan
mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai.
Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand).
Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai
dengan permohonan.
Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil
asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan
processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Business to Consumer E-Commerce memiliki permasalahan yang
berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan
bermacam-macam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan “electronic
shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”.
Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk
menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah
storefront yang menyediakan katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon
pembeli dapat melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam
kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon)
pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada
tanpa dibatasi oleh jam buka toko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar